//istiqomah ,solat khusu,mengaji jangan lupa
AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP PENILAIAN PRESTASI KERJA

guna memenuhi tugas matakuliah Seminar Akuntansi

disusun oleh :
Ai Sya’adah
(2010062008)

Kelas Karyawan

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KUNINGAN
2012
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha semakin berkembang pesat, dengan teknologi yang semakin canggih sudah banyak digunakan untuk mendukung semua kegiatan perusahaan untuk tercapainya tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Dalam usaha untuk mencapai tujuannya, maka setiap perusahaan akan berusaha untuk meningkatkan efektivitas maupun efisiensi kerja. Untuk mengkoordinasikan kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuan, maka perusahaan akan mempersiapkan strategi-strategi sebagai arahan didalam mencapai tujuan. Untuk memastikan bahwa perusahaan melaksanakan strateginya secara efektif dan efisien, manajemen melakukan suatu proses yang disebut dengan pengendalian.

Salah satu bentuk pengendalian adalah dengan memperhatikan masalah operasional dengan anggaran keuangan sebagai pedukung kegiatan dengan melakukan penyususan rencana aggaran pada waktu yang lebih awal, melalui pembentukan pusat-pusat pertanggungjawaban, serta laporan anggaran dan realisasinya dari setiap pusat pertanggungjawaban untuk dapat menentukan prestasi pusat pertanggungjawaban.

Akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem akuntansi yang mengakui berbagai pusat pertanggungjawaban pada keseluruhan perusahaan yang mencerminkan rencana dan tindakan setiap pusat pertanggungjawaban dengan menetapkan pendapatan dan biaya tertentu.

Sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan metode pengendalian biaya. Biaya dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban dihubungkan dengan manajer yang memiliki wewenang untuk mengkonsumsi sumber daya. Karena sumber daya yang digunakan harus dinyatakan dalam satuan uang dan itu merupakan biaya, maka sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan satu metode pengendalian biaya yang memungkinkan manajemen untuk melakukan pengelolaan biaya.
1.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah tentang “Akuntansi Pertanggungjawaban” ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar Akuntansi

1.3 Rumusan Masalah
Dengan melakukan studi literatur tentang Akuntansi Pertanggungjawaban, maka diharapkan usaha yang akan dijalankan apapun itu usahanya akan terkelola dengan baik, maju pesat dan berjalan untuk jangka panjang.
Dari sisi manajemen usaha, Akuntansi Pertanggungjawaban merupakan bagian intergral yang harus dijalankan, untuk pengendalian biaya dan menilai pencapaian target. Berdasarkan latar belakang tersebut yang menjadi pokok permasalahan makalah ini adalah:
1. Apa Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban ?
2. Apa saja Jenis Pusat Pertanggungjawaban?
3. Apa Pengertian Pengendalian ?
4. Apa Pengertian Prestasi Kerja?
5. Bagaimana Hubungan antara Akuntansi Pertanggungjawaban, Pengendalian dan Prestasi Kerja?

BAB II
TINJAUAN TEORI

1.1 Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban
Dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban, akuntan melaporkan kepada setiap manajer hanya informasi yang relevan dengan tanggung jawab yang bersangkutan. Ada beberapa pengertian sistem akuntansi pertanggungjawaban menurut para ahli yaitu:
1. Menurut Hariadi (2002), sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem yang berkaitan dengan berbagai pusat pengambilan keputusan dalam struktur orang untuk memudahkan pengendalian biaya dan penghasilan yang menjadi tanggung jawab pusat-pusat pertanggungjawaban.
2. Menurut Hariadi (2002), sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem yang berusaha menciptakan kondisi agar rencana yang disusun oleh manajemen dapat terealisir dan mampu mendorong setiap pelaku orang untuk bekerja dengan benar dan bertanggungjawab.
3. Menurut Simamora (1999), sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan bagian dari informasi yang disediakan bagi para manajer. Sistem ini merupakan sistem pengukuran keuangan yang mencatat rencana-rencana dan kinerja menurut variabel-variabel keuangan, terhadapnya manajer bertanggungjawab.

Sistem akuntansi pertanggungjawaban dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional (traditional responcibility accounting) yaitu akuntansi pertanggungjawaban yang mengfokuskan pengendalian terhadap konsumsi sumber daya oleh responsibel manajer.
2. Activity-based responsibility accounting yaitu activity-based responsibilty accounting yang memfokuskan pengedalian terhadap aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya.
3. Sistem biaya standar yaitu akuntansi manajemen tradisional menekankan pengendalian terhadap harga pokok penjualan (product cost).

Sistem akuntansi pertanggungjawaban ini dipakai untuk menghimpun informasi kinerja berdasarkan segmen dan melaporkan hasil-hasil dari manajer-manajer yang bertanggung jawab. Maka dari itu, sistem akuntansi pertanggungjawaban mestilah disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan spesifik dan kondisi operasi perusahaan sehingga pelaporan kinerja semua pos finansial yang dipertimbangkan bisa dicapai oleh pusat-pusat pertanggungjawaban (segmen bisnis) di dalam organisasi. Sistem akuntansi pertanggungjawaban tidak hanya sekedar mengkehendaki bahwa organisasi dapat mencapai tujuannya dengan biaya yang efisien, mengarahkan pengeluaran biaya sesuai dengan rencana, dapat digunakan untuk mengukur prestasi kerja setiap pusat pertanggungjawaban.

1.2 Akuntansi Pertanggungjawaban
Pengertian akuntansi pertanggugjawaban menurut Anthony & Govindarajan (2004) yaitu:
“Akuntansi pertanggungjawaban bagian dari sistem pengontrolan akunting yang merupakan salah-satu faktor yang mendukung implementasi strategi, sedangkan strategi itu sendiri merupakan rencana pencapaian tujuan organisasi”.
Adapun pengertian akuntansi pertanggungjawaban yang dikemukakan oleh Hariadi (2002) yaitu: “Suatu sistem yang mengukur prestasi dari masing-masing pusat pertanggungjawaban berdasarkan informasi yang disampaikan dalam menjalankan pusat-pusat pertanggungjawaban”.
Sedangkan menurut Simamora (1999) pengertian akuntansi pertanggungjawaban yaitu: “Bentuk akuntansi khusus yang dipakai untuk mengevaluasi kinerja keuangan segmen bisnis”. Pada intinya, akuntansi pertanggungjawaban mensyaratkan setiap manajer untuk berpartisipasi dalam penyusunan rencana-rencana finansial segmennya dan menyediakan laporan kinerja tepat waktu yang membandingkan hasil aktual dengan yang direncanakan. Akuntansi pertanggungjawaban melibatkan suatu arus berkesinambungan informasi yang berkaitan dengan arus berkelanjutan dari masukan-masukan kedalam, dan keluaran-keluaran dari suatu pusat pertanggungjawaban perusahaan.

1.3 Pusat Pertanggungjawaban

1.3.1 Pengertian Pusat Pertanggungjawaban
Pengertian responsibility center atau pusat pertanggungjawaban menurut Anthony & Govindarajan (2002) yaitu: “Responsibility center is an organization unit that is headed by manager who is responsible for its activities”. Pengertian tersebut diterjemahkan oleh Tjakrawala (2005) yaitu: “Pusat pertanggungjawaban merupakan unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab atas aktivitas yang dilakukannya”.
Menurut Hongren (2003), mengemukakan bahwa pertanggungjawaban akunting mengidentifikasikan bagian dari organisasi yang mempunyai tanggung jawab untuk setiap tujuan, mengembangkan ukuran dan target untuk dicapai, dan menciptakan laporan ukuran oleh bagian kecil dari organisasi atau pusat pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban dimaksudkan untuk membantu mengimplementasikan rencana manajemen puncak. Dalam kaitan ini, organisasi terdiri dari kumpulan pusat pertanggungjawaban. Keseluruhan pusatpertanggungjawaban ini membentuk jenjang hierarki dalam organisasi tersebut.
Pada tingkatan yang terendah adalah pusat untuk seksi-seksi, pergeseran kerja (workshift), dan unit organisasi kecil lainnya. Departemen bisnis yang memiliki beberapa unit organisasi yang lebih kecil, menduduki posisi yang lebih tinggi dalam hierarki. Dari sudut pandang manajer senior dan dewan direksi, perusahaan secara keseluruhan merupakan pusat tanggung jawab

1.3.2 Jenis-Jenis Pusat Pertanggungjawaban
Menurut Anthony & Govindarajan (2002), jenis-jenis pertanggungjawaban sebagai berikut:
1. Pusat pendapatan (revenue center) merupakan pusat pertanggungjawaban dimana outputnya diukur dalam unit moneter, tetapi tidak dihubungkan dengan inputnya. Kinerja keuangan pusat pendapatan diukur atas dasar pendapatan yang diperoleh, yaitu hasil kali antara unit yang dijual dengan harga jualnya.
2. Pusat biaya (expense center) merupakan pusat pertanggungjawaban dimana input atau biaya diukur dalam unit moneter namun outputnya tidak diukur dalam unit moneter. Pembagian pusat biaya yaitu:
a. Pusat biaya teknik/standar (standard or engineered expense center) adalah elemen biaya yang benar-benar terjadi dan dapat diukur secara pasti karena mempnyai huungan yang erat dengan output yang dihasilkan. Misalnya: bahan baku, upah tenaga kerja, bahan bakar habis pakai, bahan-bahan pembantu lainnya.
b. Pusat biaya kebijakan adalah biaya yang sebagian besar yang terjadi tidak mempunyai hubungan yang erat dengan output yang dihasilkan. Ada beberapa pembagian pusat biaya kebijakan yaitu:
1) Pusat biaya administrasi dan umum
2) Pusat biaya penelitian dan pengembangan
3) Pusat biaya pemasaran
3. Pusat laba (profit center) adalah kinerjanya diukur berdasarkan laba yang diperoleh.
4. Pusat investasi (investment center) merupakan kinerjanya diukur berdasarkan laba yang diperoleh dihubungkan dengan investasi yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut.

Informasi atas dasar pusat investasi dapat memotivasi manajer untuk:
a. Menghasilkan laba.
b. Mengambil keputusan untuk menambah investasi.
c. Mengambil keputusan untuk melepas investasi, bila investasi tersebut tidak memberikan kembalian yang memadai.

Pusat-pusat pertanggungjawaban (responsibility centers) menurut Simamora (1999) dapat diklasifikasikan berdasarkan lingkup tanggung jawab (scope of responsibility) yang diserahkan dan otoritas pengambilan keputusan (decision-making authority) yang diembankan kepada manajer, yaitu:
1. Pusat biaya (cost center) merupakan jenis pusat pertanggungjawaban yang digunakan secara luas. Hal ini karena bidang-bidang di mana manajer mempunyai tanggung jawab dan otoritas atas biaya dapat diidentifikasi dengan cepat pada sebagian besar perusahaan.
2. Pusat laba (profit center) adalah pusat pertanggungjawaban di mana manajer kinerja keuangan diukur dari segi labanya, yang merupakan perbedaan antara pendapatan dan beban.
3. Pusat investasi (investment center) merupakan bentuk pusat pertanggungjawaban yang paling lengkap, di mana manajer pusat investasi bertanggung jawab atas imbalan sumber daya yang dikonsumsi oleh segmen tersebut.

1.4 Pengendalian
Menurut Stoner, definisi pengendalian sebagai berikut: “Proses yang sangat penting melalui mana manajer menjamin bahwa aktivitas yang sesungguhnya sesuai dengan aktivitas yang telah direncanakan”. Menurut Hongren et. All (2003), definisi pengendalian adalah: “Controll comprises (a) taking actions that implement the planning decisions and (b) deciding how to evaluate performances and what feedback to provide that will help future decision making”. Ada pendapat lain yang dikemukakan oleh Carter & Usry (2004) yang ahlibahasakan oleh Krista adalah sebagai berikut: “Pengendalian adalah suatu sistematis manajemen untuk mencapai tujuan.” Earl P. Strong dan Robert D. Smith telah mengemukakan kebutuhan akan pengendalian sebagai berikut: “Ada sejumlah pandangan yang bertentangan mengenai cara yang paling baik untuk mengelola sebuah organisasi walaupun demikian, para teoritis dan juga eksekutif praktisi sepakat bahwa manajemen yang baik membutuhkan pengendalian yang efektif. Sebuah kombinasi terdiri atas sasaran yang terencana baik, organisasi yang kuat,pengarahan yang cakap, dan motivasi yang tinggipun kecil kemungkinannya akan berhasil kecuali ada sistem pengendalian yang memadai”.
Menurut James A.F. Stoner, pengendalian terdiri dari empat langkah dasar yaitu:
1. Penetapan standar dan metode untuk mengukur prestasi.
2. Pengukuran prestasi.
3. Pembandingan prestasi dengan standar.
4. Pengambilan tindakan perbaikan.

1.5 Pengendalian Manajemen

Banyak beberapa ahli telah mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian manajemen. Beberapa diantaranya merumuskan manajemen sebagai berikut:
c. Stoner & Wankel, manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usaha-usaha anggota organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang sudah ditetapkan.
d. Terry, manajemen adalah proses tertentu yang terdiri dari merencanakan, mengorganisasikan sumber daya manusia dan sumber daya lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pengertian pengendalian manajemen menurut Robert J. Mockler menunjukkan unsur-unsur pokok proses pengendalian adalah sebagai berikut: “Pengendalian manajemen adalah suatu upaya sistematis untuk menetapkan standar prestasi dengan sasaran perencanaan, merancang sistem umpan-balik informasi, membandingkan prestasi sesungguhnya dengan standar yang terlebih dahulu ditetapkan itu, menentukan apakah ada penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan tengah digunakan sedapat mungkin dengan cara yang paling efektif dan efisien guna tercapainya sasaran perusahaan”.
Pengertian pengendalian manajemen (management control) menurut Anthony & Govidarajan (2002), yaitu: “Proses dimana manajer mempengaruhi anggotanya untuk melaksanakan strategi organisasi yang telah ditetapkan”.

1.6 Penilaian Prestasi Kerja
Menurut Prabowo (2005) mengemukakan bahwa prestasi lebih merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang untuk mengetahui sejauh mana seseorang mencapai prestasi yang diukur atau dinilai. Penilaian prestasi kerja merupakan salah satu proses yang dilakukan perusahaan dalam mengevaluasi kemampuan kinerja karyawan. Penilaian ini dimaksud untuk melihat sejauhmana perkembangan kualitas karyawan, hasil penilaian prestasi kerja karyawan dapat diketahui kelebihan dan kekurangan dari pekerjaan yang dinilai serta dapat memberikan umpan balik kepada karyawan yang bersangkutan.
Secara umum, prestasi dapat diartikan sebagai hasil kerja dari suatu kegiatan yang dilakukan oleh individu atau sekelompok orang dalam organisasi. Dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban, prestasi diukur dengan membandingkan antara hasil sesungguhnya dengan budget dan standar. Dalam penilaian ini, pada prinsipnya seorang manajer hanya diminta bertanggungjawab atas hal-hal yang dapat mereka kendalikan seperti yang dicantumkan dalam budget. Ukuran penilaian utama adalah apa yang diperoleh dan bukan bagaimana hasil tersebut diperoleh.
Penilaian prestasi menurut Hariadi (2002), dapat diketahui sejumlah informasi yang penting yaitu:
a. Sampai seberapa jauh suatu perusahaan atau suatu devisi telah mencapai tujuannya.
b. Dapat diketahui pula seberapa besar kontribusi suatu bagian, divisi atau seorang manajer terhadap keberhasilan perusahaan.
c. Hasil penilai tersebut diharapkan mampu memberikan motivasi bagi anggota orang bekerja lebih baik.
d. Untuk menjamin keselarasan tujuan.

1.6.1 Laporan Pertanggungjawaban dalam Penilaian Prestasi
Dalam penilaian prestasi, diperlukan sistem pelaporan yang dapat memantau kinerja masing-masing pusat pertanggungjawaban. Untuk itu sangat penting menetapkan sejak awal tentang informasi apa yang perlu dilaporkan, mekanisme pelaporan dan bagaimana sistem pelaporan perusahaan disusun untuk kepentingan pihak luar maupun untuk kepentingan pihak dalam. Pada sejumlah perusahaan di Indonesia, sistem pelaporan ini banyak menimbulkan persoalan. Kurangnya komitmen atasan terhadap pentingnya laporan tertulis merupakan salah satu kendala yang sering kali menghambat berjalannya sistem pelaporan tanggung jawab.

1.6.2 Hubungan Pengendalian Manajemen dengan Penilaian Prestasi Kerja
Dalam rangka mencapai tujuan perusahaan dan menggapai globalisasi serta kemajuan dalam persaingan bisnis saat ini yang semakin kompleks, setiap perusahaan mau tidak mau harus meningkatkan daya saing dan mempersiapkan diri menjadi perusahaan yang kompetitif. Untuk itu perusahaan memiliki berbagai strategi dalam menghadapinya yaitu dengan menerapkan sistem pengendalian manajemen. Pengendalian tersebut dilakukan untuk menjamin aktivitas yang dilakukan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan organisasi.
Pengendalian merupakan suatu ukuran pelaksanaan dengan membandingkan hasil sesungguhnya yang dicapai dengan tolak ukur atau standar yang telah ditetapkan. Jadi pengendalian merupakan konsep yang luas dan berlaku untuk manusia, benda, situasi, dan organisasi. Salah satu bentuk sistem pengendalian manajemen yang dilakukan perusahaan adalah pengendalian terhadap penilaian prestasi kerja. Pengendalian manajemen merupakan salah satu cara bagi perusahaan untuk menerapkan strategi yang diinginkan.
Seperti yang kita ketahui dalam perkembangan ekonomi dewasa ini banyak permasalahan yang dihadapi oleh organisasi atau perusahaan, yaitu bagaimana cara mengendalikan para tenaga kerja agar benar–benar memiliki kinerja yang baik dan mampu bekerja secara produktivitas untuk mencapai tujuan suatu organisasi atau perusahaan sesuai dengan yang telah direncanakan. Pada organisasi atau perusahaan mana pun selalu dibutuhkan adanya karyawan yang terampil, mampu dan cakap sesuai dengan pekerjaannya sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap keberhasilan dan juga dapat meningkatkan
prestasi kerja yang baik untuk perusahaan, masyarakat, maupun karyawan itu sendiri.
Penilaian prestasi kerja merupakan salah satu proses yang dilakukan perusahaan dalam mengevaluasi kemampuan kinerja karyawan. Penilaian ini dimaksud untuk melihat sejauh mana perkembangan kualitas karyawan, hasil penilaian prestasi kerja karyawan dapat diketahui kelebihan dan kekurangan dari pekerjaan yang dinilai serta dapat memberikan umpan balik kepada karyawan yang bersangkutan.
Metode penilaian merupakan bagian terpenting dalam sistem pengendalian. Jika sistem pengendalian manajemen didalam perusahaan tersebut tidak berjalan dengan baik, maka penilaian prestasi kerja pun tidak dapat berjalan dengan baik sehingga menyebabkan ketidakefektifitas dalam mengevaluasi kinerja karyawannya.

DAFTAR PUSTAKA

Viyanti & Setin. 2010. Akutansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Pengendalian Manajemen Terhadap Penilaian Prestasi Kerja. Bandung Maranatha

Diskusi

5 respons untuk ‘AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

  1. I’m amazed, I have to admit. Rarely do I encounter a blog that’s
    both educative and interesting, and without a doubt, you’ve hit
    the nail on the head. The problem is something that not enough folks are speaking intelligently about.
    I’m very happy that I came across this during my search for something
    relating to this.

    Suka

    Posted by Sharon | 16/04/2019, 02:19
  2. H

    Suka

    Posted by Anonim | 02/06/2015, 06:25
  3. assalamu’alaikum . terimakasih untuk info nya . saya meminta izin untuk mengutip artikel sodari sya’adah ya , untuk data pendukung saya terkait responsibiity accounting. sekali lagi terimakasih dan semoga berkah , barokallah (: salam kenal , saya annisa .

    Suka

    Posted by Annisa Rahmawati | 21/06/2014, 09:35
    • Assalamu’alaikum Bu Annisa ,,,,,,, salam kenal, Himatul Faizah 🙂 …… terima kasih juga untuk Ibu Sya’adah atas artikel yang diunggah, sangat membantu dalam proses belajar saya 🙂
      Faizah

      Suka

      Posted by Faizah Fu'ady | 26/01/2015, 04:25

Trackbacks/Pingbacks

  1. Ping-balik: pengertian beban menurut akuntansi | Kumpulan Semua Info - 13/03/2015

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Selamat datang di Blog

Statistik Blog

  • 3.410.427 hits